2.Daun cingcau: Bermanfaat untuk mengobati sakit
perut, hipertensi, demam, mengendurkan otot, mengobati tumor ganas,
kanker ginjal, antiradang, hipertensi, vertigo, kolesterol dan maag yang
kronis.
3.Daun Dewa (Gynura divaricata): Daun dewa sebagai
obat analgesik (meredakan rasa nyeri), anti Inflamasi (anti radang),
melancarkan sirkulasi darah, menurunkan tekanan darah tinggi, luka
memar, pereda rasa nyerin, anti radang, menghentikan pendarahan, penurun
panas, kencing manis atau diabetes mellitus dan sebagai pembersih racun
dalam tubuh.
4.Sambiloto: Bermanfaat untuk mencegah pembentukan
radang, memperlancar air seni (diuretika), menurunkan panas badan
(antipiretika), obat sakit perut, kencing manis, dan terkena racun.
Kandungan senyawa kalium memberikan khasiat menurunkan tekanan darah.
Hasil percobaan farmakologi menunjukkan bahwa air rebusan daun sambiloto
10% dengan takaran 0.3 ml/kg berat badan dapat memberikan penurunan
kadar gula darah yang sebanding dengan pemberian suspensi glibenclamid.
10-15 daun yang direbus sampai mendidih dan diminum air rebusannya.
5.Beluntas:Tanaman
ini berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan, membantu melancarkan
pencernaan, meluruhkan keringat, menghilangkan bau badan dan bau mulut,
meredakan demam, nyeri tulang, sakit pinggang, dan keputihan. Kadar
minyak atsiri daun beluntas 5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus, sedangkan pada kadar 20% dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Escherechia coli.
6.Daun Jarak: Bermanfaat untuk menyembuhkan
gatal-gatal, koreng, jamur pada kaki, dan luka berdarah. Selain itu
tanaman ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak akibat
terpukul, terkilir, dan rematik. Daun jarak pagar juga bisa digunakan
untuk mengatasi perut kembung pada anak. Dengan penggunaan yang
hati-hati, daun jarak pagar bahkan dapat digunakan sebagai obat pencahar
ringan. Minyak yang terbuat dari biji jarak, digunakan untuk mengatasi
gangguan pada kulit, bengkak, maupun terkilir.
7.Keji Beling: Bermanfaat sebagai obat disentri, diare (mencret), obat batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol,
mengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau semut hitam, mengatasi
kencing manis, penyakit liver (sakit kuning), ambien (wasir) dan maag.
8.Temu Lawak: Bermanfaat untuk anti inflamasi (anti
radang), anti hepototoksik (anti keracunan empedu), hepatoprotektor
(mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi
(anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan
menghilangkan nyeri sendi.
9.Kumis Kucing: Bermanfaat untuk mengobati encok, masuk angi, sembelit, radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, reumatik, menurunkan kadar glukosa darah. Kumis kucing juga digunakan sebagai antibakteri.
10.Lidah Buaya: Bermanfaat mengobati diabetes mellitus, serangan jantung,
radang tenggorokan, ambeien, sembelit, penurun kadar gula darah,
penyubur rambut, batuk (yang membandel), radang tenggorokan, salit
kepala, pusing, kejang pada anak, kurang gizi, muntah darah, kencing
manis, wasir, peluruh haid, luka terpukul, dan luka bakar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada termasuk yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin desa), Desa Siaga. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Pada tahun 2008, jumlah Posyandu sebanyak 2.297 buah. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2007 dan 2006 yang sebanyak masingmasing 1898 dan 1888 Jika diband...
Pembuangan tinja atau buang air besar disebut secara eksplisit dalam dokumen Millenium Development Goals (MDGs). Dalam nomenklatur ini buang air besar disebut sebagai sanitasi yang antra lain meliputi jenis pemakaian atau penggunaan tempat buang air besar, jenis kloset yang digunakan dan jenis tempat pembuangan akhir tinja. Dalam laporan MDGs 2010, kriteria akses terhadap sanitasi layak adalah bila penggunaan fasilitas tempat BAB milik sendiri atau bersama, jenis kloset yang digunakan jenis latrine dan tempat pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik atau sarana pembuangan air limbah atau SPAL. Sedangkan kriteria yang digunakan Joint Monitoring Program (JMP) WHO-UNICEF 2008, sanitasi terbagi dalam empat kriteria, yaitu improved, shared, unimproved dan open defecation. Dikategorikan sebagai improved bila penggunaan sarana pembuangan kotoran nya sendiri, jenis kloset latrine dan tempat pembuangan akhir tinjanya tangki septik atau SPAL. Pengertin lain terkait jamb...
Berdasarkan Informasi yang dikumpulkan dari pemuka masyarakat desa Banyuasin Kembaran, maka dapatlah disusun secara singkat sejarah desa Banyuasin Kembaran berikut sejarah nama Banyuasin Kembaran. Pemberian nama Banyuasin Kembaran terjadi pada jaman kewalian Bethara Loano yang sedang melakukan pengembaraan bersama punokawan ( Pengikut ) pada jaman Maja pahit. Ketika itu, mereka sampai disebuah gunung yang disebut gunung bayem ( sekarang disebelah timur desa Banyuasin Kembaran, berupa hutan pinus ), dan melakukan penanaman sayur-sayuran. setelah mendapat hasil panen yang baik ternyata mereka belum mempunyai garam untuk memasaknya. untuk itu bethara Loano berikhtiar untuk mendapatkan garam. berkat kesaktiannya, maka dengan menancapkan tongkat ketanah keluarlah air yang rasanya asin, dan kemudian sekitar mata air itu berubah menjadi laut yang didalannya hidup ikan-ikan ( Pethek ). Dan karena ada sumber air yang asin itulah desa di dekat mata air itu dinamakan desa Banyu...
Komentar
Posting Komentar